Gedung film atau Bioskop di kabupaten Banyumas dan kota Purwokerto
pernah mengalami kejayaan dari tahun 1980 sampai 1990-an. Dari data yang
diperoleh, tercatat ada sebanyak sembilan bioskop di Kabupaten Banyumas. Tujuh
berlokasi di Purwokerto, dan yang dua berada di Sokaraja dan Ajibarang. Dari
sembilan bioskop tersebut, kini hnya menyisakan satu bioskop saja yang masih
eksis bertahan...
1. Garuda
Bioskop yang
bebas rokok (non AC) ini dulu berlokasi di Jalan jenderal Soedirman. Tepatnya
di Jalan Garuda yang kini sedang dibangun Rita Supermall. Sebelumnya pernah
dibangun cafetaria AA dan Buntos Cafe, hingga akhirnya dibangun super mall.
Penonton Garuda
didominasi kelas ekonomi bawah. Dengan hanya memiliki satu studio, kapasitas
tempat duduknya pun hanya berjumlah sekitar 85-an dengan posisi mendatar
layaknya bangku sekolah. Harga tiketnya Cuma Rp 250 untuk hari biasa dan Rp 500
untuk akhir pekan. Saat hari Minggu dan libur nasional, bioskop Garuda selalu
penuh penonton. Bahkan, saat lebaran penonton selalu berjubel-jubel.
Film yang sering
diputar adalah India dan Warkop DKI yang mampu menyedot animo penonton. Ketika
Saur Sepuh yang dilakonkan Brama Kumbara, Mantili dan Lasmini tengah booming,
bioskop ini pun tak luput disesaki penonton. Selain itu tiap tanggal 30
September, pelajar “dipaksa” nonton film Pemberontakan G30S/PKI, Serangan Fajar
dan sejenisnya Maklum, orde baru..
2. Nusantara Theater
Nusantara Teater berlokasi di Jalan Jenderal Soedirman
atau tepatnya di seberang kantor pos dan PD Aroma. Bioskop ini untuk kalangan
menengah ke atas dengan jam putar sehari bisa mencapai lima kali putar, yakni
mulai pukul 13.00, 15.00, 17.00,19.00 dan 21.00. Film yang sering diputar adalah genre
Mandarin.
Setiap
hari Jumat dan sabtu ada pemutaran extra show pukul 11.00 Wib yang didominasi
anak-anak sekolah. Dengan menunjukan kartu OSIS, pelajar cukup merogoh kocek Rp
350 perak saja untuk bisa menikmati extra show di Nusantara Teater.
3. Kamandaka
Kamandaka Teater
dulunya berlokasi di Moro Supermarket. Meski levelnya kelas ekonomi, namun harga
tiketnya lebih mahal dibandingkan dengan Garuda, dengan selisih Rp 100 perak.
Banyak penonton yang sering digigit Bangsat (ketinggi), sejenis penghisap darah
yang banyak bersembunyi di kursi bioskop ini yang terbuat dari rotan. Sehingga
Kamandaka tidak sedikit yang menyebut sebagai bioskop yang banyak Ketinggi-nya.
Film yang diputar
kebanyakan Bollywood atau India dan film-film Mandarin. Di luar gedung terdapat
taman dan area nongkrong sembari menunggu film di putar.
4. President
Theater
President theater terletak satu area dengan Kamandaka, dan
hanya berjarak sekitar 50 meter saja. Bioskop ini levelnya kelas “atas”, dengan
kapasitas penonton 250 orang. Ruangan ber AC dengan desain teater, tempat duduk
dari busa dan harga tiket saat itu berkisar Rp 1250 untuk hari biasa dan Rp
1750 untuk akhir pekan. Tiket yang terbilang mahal pada waktu itu.
5. Srimaya
Nama bioskop
Srimaya menjadi nama perempatan atau Simpang Srimaya hingga kini. Bioskop yang
dulunya berlokasi di bangunan yang sekarang menjadi dealer Istana Motor Suzuki
Tanaka ini terbilang cukup menarik karena penataan tempat duduk penontonnya
yang tidak mendatar. Terdapat kursi VIP berjumlah 40-an yang lokasinya di
balkon atas.
Film yang diputar
mayoritas film-film dalam negeri. Menjelang penghujung film, pengelola membuka
lebar-lebar pintu bioskop, sehingga penonton yang tidak membeli tiket atau
telat akan langsung masuk ke dalam bioskop dan harus rela duduk di lesehan.
6. Dynasty 21
Dynasty 21 atau yang twentyone berlokasi di Jalan dr Angka Purwokerto. Nama
bioskop ini diambil sama dengan nama hotel yang berada di sebelahnya, Hotel
Dynasty . bioskop yang memiliki 4 studio tersebut hanya berkapasitas 80-an
tempat duduk dan diperuntukan untuk kelas atas.
7. Bioskop Kencana
Tak mau kalah dengan masyarakat di perkotaan, Sokaraja yang identik dengan
getuk gorengnya, ternyata pernah berdiri gedung film. Tepatnya di Jalan raya
Sokaraja Tengah,mengadap timur, dulu tahun 1975-1980an terdapat Bioskop
Kencana. Tempat duduk dari kursi rotan dengan kursi penonton kelas 1 berada
paling belakang jika film diputar. Namun bioskop ini juga sering digunakan
untuk pagelaran wayang orang, dengan kelas 1 duduk paling depan.
Film yang diputar kebanyakan India dan dalam negeri. Menurut keterangan
dari warga setempat, film terakhir yang diputar di Bioskop Kencana adalah
“Cintaku di Kampus Biru” yang dibintangi Roy Marten, Elmanik, Farouk Afero,
Yatti Octavia, Rae Sita, dan lain-lain. Dalam film yang diputar tahun 1980an
tersebut, terdapat pemain figuran asli Sokaraja bernama Joko Susilo. Terakhir
Joko memilih berprofesi sebagai wartawan di Banyumas.
8. Tirta Kencana
Di wilayah barat Kabupaten Banyumas, Ajibarang menjadi salah satu Kecamatan
dengan jumlah penduduk cukup padat dan memiliki tingkat keramaian. Terlebih
daerah ini merupakan pintu masuk dari arah Jakarta, Cirebon dan Tegal.
Bioskop Tirta kencana menjadi kebanggaan masyarakat bagian barat Banyumas
yang meliputi : Kecamatan Ajibarang, Pekuncen, Gumelar, Wangon dan Lumbir. Bioskop
ini dulunya berlokasi di jalan Raya Ajibarang Wetan atau seberang terminal
Ajibarang lama. Kapasitas penonton antara 100-150 kursi duduk, dengan film-film
yang sedang naik daun kala itu.
Bioskop yang kini menjadi dealer Suzuki Wahana Ajibarang itu, tutup hampir
berbarengan dengan tutupnya bioskop-bioskop di kota Purwokerto, tahun 1990-an
awal.
9. Rajawali 4 Theater
Bioskop yang terletak di
Jl. S. Parman Purwokerto ini merupakan bioskjop yang masih eksis dan dan satu-satunya
gedung bioskop di Kabupaten Banyumas saat ini. Awal berdirinya, bioskop ini
masih memiliki satu studio, kemudian empat studio dan terus melakukan perubahan
inovasi untuk memanjakan pengunjungnya. Ruangan ber AC dengan harga tiket Rp 25
ribu dan Rp 30 untuk akhir pekan.
0 Response to "Anda Pasti Belum Tahu, Ini Delapan Bioskop di Banyumas yang kini Tinggal Nama"
Posting Komentar